- Back to Home »
- urbanescapology »
- Menyesapi Inspirasi Dalam Secangkir Kopi
Posted by :
Unknown
Senin, 08 Juli 2013
Apakah ada tempat untuk menghentikan langkah
sejenak. Sebuah tempat yang asyik, nyaman, dan sedikit personal. Atau
setidaknya sebuah tempat yang cocok untuk duduk berhadapan dengan Laptop.
Sambil menulis catatan perjalananmu?
Aku tidak tahu. Siapa atau bagaimana gaya perjalananmu kawan. Semoga saja tempatku berhenti. Mengistirahatkan kakiku selama ini. Juga cocok untukmu.
Tempat itu bernama Legi Pahit. Salah satu favoritku
di kota Malang. selalu saja ada alasan untuk terhenti di kawasan Jl. Pattimura.
Persis di pojokan perempatan ini.
Kalau tidak jeli, mungkin cafe ini akan dilewatkan oleh pejalan kaki. Bangunannya tidak megah, tapi unik karena sederhana. Saking sederhananya, bangunan ini bahkan lebih mirip sepotong bangunan tak sempurna. Namun dengan cerdas disulap menjadi sebuah cafe artistik.
Tempat ini buka dari pagi, hingga tengah malam. Puncak kesibukannya dari pukul 18.30-22.00. Sering kali pada jam-jam tersebut. Sudah tidak ada cukup tempat lagi. Walaupun hanya untuk sekedar beringsut menikmati suguhan kopinya.
Seringnya aku menghentikan langkahku di tempat ini. Membuatku bertemu banyak ragam rupa pengunjungnya. Ada banyak pengembara, baik lokal maupun mancanegara yang datang ke tempat ini. Karena memang letaknya persis berhadapan dengan Hellios Hotel. Sebuah hotel kelas backpacker di Kota Malang. Yang sering dikunjungi wisatawanmancanegara.
Selain para pengelana, seniman juga ikut nongkrong ditempat ini, menghabiskan malam sambil mengobrol tentang duni mereka. Ada yang suka fotografi, musisi, penulis, film maker, dan sebagainya. Berkerubung berbincang bersama dalam satu meja. Kesederhanaan dan ruangan sempit tersebut. Adalah formula yang pas untuk memberikan kesempatan interaksi antar sesama pengunjung yang tak saling mengenal sebelumnya. Menjadi lebih akrab.
Tak jarang, banyak cerita petualangan dari negeri-negeri jauh yang belum pernah aku kunjungi. Mampir di telingaku, ketika aku berkesempatan duduk bersama para petualang lain. Atau ide-ide kreatif banyak lahir dari pertemuan-pertemuan iseng di tempat ini.
Dalam kunjungan pertama ke cafe inipun. Pegawai cafe yang ramah akan tahu siapa nama pengunjungnya. Karena memesan di tempat ini, haruslah mencantumkan nama di dalam kertas pesanan. Tidak ada nomor meja. Mereka akan mencari pelanggan dan pengunjung, dengan modal nama yang tercantum di dalam pesanan. Jika ingin jahil sedikit. Setiap orang bisa mencantumkan nama gaulnya, atau menulis “Ganteng” di kertas pesanan. Bersiaplah untuk dipanggil ganteng oleh Mbak Ni, Dikin, Dani, dan pegawai-pegawai Legi Pait lainnya.
Tiap malam selasa. Musisi-musisi yang memang sengaja datang, atau sekedar menyumbang nadapun turut memeriahkan suasana. Lewat aransemen akustik lagu-lagu ciptaan mereka sendiri. Tak jarang pula artist indie dari luar Malang menyempatkan nongkrong di Legi pahit. Menghibur pengunjung.
Selain suasananya yang. Tempat ini juga menawarkan sajian minuman antah berantah, yang mungkin tak pernah kita dengar sebelumnya. Di sinilah tempat bertemunya Green Tee, Madu, Lemon, Coklat, dan lain-lain, dengan Rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, kapulaga, bahkan merica dalam satu wadah. Tak lupa pula proses sentuhan tangan kreatif barista café ini. Telah mampu merubah bahan-bahan tersebut menjadi minuman original. Tentunya dengan rasa yang menggoda selera.
Salah satu perpaduan tersebut bernama Flu. Adalah minuman kaya rempah-rempah berbahan dasar teh, yang kabarnya memang sanggup mengobati flu ringan. Eits, namun ini bukan obat. Sekali lagi ini adalah minuman. Sebentuk minuman hangat nikmat, yang bisa mengguyur tak hanya tenggorokan tapi juga seluruh tubuh penikmatnya ke dalam sensasi kehangatan. Oleh karena itu selain menyembuhkan, minuman ini juga menyehatkan. Dan bisa diminum kapan saja, walau tidak terserang flu.
Tak hanya minuman rempah-rempah. Minuman gokil macam Xultun pun bisa anda nikmati di tempat ini. Apa pula itu Xultun? Jangan mengernyit dan berfikir aneh-aneh dulu. Minuman ini hanyalah coklat berbumbu cabe –banyaknya cabe bisa ditentukan sesuai selera juga-. Minuman yang konon berasal dari suku Maya ini. Berkhasiat menghangatkan badan seperti halnya minuman beralkohol di pegunungan.
Sebagai kudapannya, café yang mengusung tema hommy and vintage ini. Juga menyediakan makanan ringan ala rumah seperti pisang goreng, tempe mendoan, selain juga menghidangkan pancake, banana go to hell, dan omellete.
Menangkap aura yang disebarkan pengelana lain, seniman, dan berbagai macam obrolan. Seperti sumber inspirasi yang tak henti mengalir di tempat ini. Bagaimana? apakah anda tertarik untuk berhenti di tempat ini.
Image source : enggahome.wordpress.com
incountryindonesia54.blogspot.com.
4 Comments
tampaknya suatu saat saya perlu kesana
BalasHapusSilahkan berkunjung ke Malang, , , ;( kangen kota itu. . .
Hapuswahhh saya kalo pas mudik malang perlu nyoba nginian akh.
BalasHapusSilahkan kawan, kalau sampai di sana suatu saat. Sampaikan salam buat mbak Ni, yang agak subur, fotonya paling bawah yang pose sama laki-laki di postingan ini :)
BalasHapus